Financial Legacy Lebih Penting dari Sekadar Kekayaan?
Bayangkan Anda meninggalkan bukan hanya harta benda, tetapi juga fondasi keuangan yang kuat untuk anak cucu—sebuah warisan yang terus berkembang, memberikan kebebasan finansial, dan mendukung mimpi mereka. Itulah esensi dari financial legacy: strategi investasi jangka panjang yang memastikan kestabilan ekonomi keluarga di masa depan.
Di tahun 2025, dengan ekonomi Indonesia yang menunjukkan ketahanan melalui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 4,87% pada triwulan I, nilai tukar rupiah stabil di Rp16.315 per USD, dan inflasi terkendali pada 1,57% (Desember 2024), membangun warisan finansial menjadi semakin relevan.
Namun, tantangan seperti deflasi awal tahun (-0,76% Januari, -0,48% Februari) dan ketidakpastian global, seperti ketegangan geopolitik di Timur Tengah, menuntut pendekatan investasi yang bijaksana. Artikel ini mengupas tuntas cara membangun financial legacy melalui investasi yang berkelanjutan di Indonesia.
Pengertian Financial Legacy
Financial legacy adalah warisan keuangan yang Anda bangun melalui investasi, pengelolaan aset, dan perencanaan waris, yang bertujuan untuk memberikan keamanan ekonomi bagi generasi selanjutnya. Ini bukan hanya tentang mengumpulkan kekayaan, tetapi juga tentang mengajarkan nilai-nilai keuangan, seperti disiplin berinvestasi dan kontribusi sosial.
Menurut survei global dari PwC, 70% keluarga kaya kehilangan kekayaan mereka pada generasi kedua, dan 90% pada generasi ketiga, karena kurangnya perencanaan warisan yang baik. Di Indonesia, dengan populasi kelas menengah yang menyusut dari 57,3 juta (2019) menjadi 47,8 juta (2024), membangun warisan finansial menjadi penting untuk melindungi keluarga dari ketidakpastian ekonomi.
Manfaat financial legacy meliputi:
- Keamanan Jangka Panjang: Melindungi keluarga dari inflasi dan krisis ekonomi.
- Pendidikan dan Nilai: Mengajarkan generasi muda tentang investasi yang bertanggung jawab.
- Dampak Sosial: Melalui investasi seperti crowdfunding, warisan Anda juga mendukung komunitas, seperti UMKM yang menyumbang 61% PDB dan 97% tenaga kerja.
- Pengurangan Pajak: Perencanaan waris yang baik dapat meminimalkan pajak warisan di Indonesia.
Peluang dan Tantangan untuk Warisan Finansial
Ekonomi Indonesia pada 2025 menyediakan fondasi yang solid untuk membangun warisan finansial, tetapi juga menghadirkan tantangan yang memerlukan strategi adaptif:
- Peluang Ekonomi:
- Pertumbuhan PDB: PDB triwulan I-2025 tumbuh 4,87% (yoy), meskipun terkontraksi 0,98% (q-to-q) dibandingkan triwulan IV-2024, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Sektor pertanian tumbuh 10,52%, didorong produksi padi (51,45%) dan jagung (39,02%), sementara konsumsi rumah tangga menyumbang 54,5% PDB dengan pertumbuhan 4,89%.
- Stabilitas Keuangan: Nilai tukar rupiah stabil di Rp16.315 per USD (Juli 2025), didukung cadangan devisa USD152,6 miliar (6,4 bulan impor), menurut Bank Indonesia (BI). Inflow Surat Berharga Negara (SBN) mencapai USD1,6 miliar pada triwulan II-2025, dengan yield SBN 10 tahun di 6,68%, menunjukkan kepercayaan investor.
- Kebijakan Pendukung: APBN 2025 menargetkan defisit 2,53% PDB dengan stimulus Rp496 triliun untuk perlindungan sosial, termasuk bantuan pangan dan diskon listrik. Kebijakan hilirisasi nikel meningkatkan ekspor menjadi USD33,52 miliar pada 2023, sementara Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menarik investasi Rp82,6 triliun pada 2024, menurut World Bank.
- Tantangan Ekonomi:
- Deflasi dan Daya Beli: Deflasi Januari (-0,76%) dan Februari (-0,48%) mengindikasikan pelemahan daya beli masyarakat, menurut Kompas.
- Risiko Global: Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan perlambatan ekonomi China (4,5% pada 2025, proyeksi IMF) memengaruhi ekspor (21% PDB) dan volatilitas harga komoditas.
- Depresiasi Rupiah: Rupiah melemah 1,48% hingga Maret 2025, menambah risiko bagi investasi berdenominasi asing.
Dalam konteks ini, investasi jangka panjang seperti securities crowdfunding melalui EKUID menjadi alat efektif untuk membangun warisan, karena menawarkan pengembalian tinggi sambil mendukung sektor riil seperti UMKM.
Strategi Membangun Financial Legacy
Membangun warisan finansial memerlukan perencanaan yang matang. Berikut adalah strategi yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi Indonesia 2025:
1. Tentukan Tujuan Warisan Anda
Mulailah dengan menentukan tujuan: apakah untuk pendidikan anak, pensiun, atau dukungan bisnis keluarga? Gunakan aturan 50/30/20: 50% kebutuhan dasar, 30% keinginan, 20% tabungan/investasi. Di Indonesia, dengan inflasi rendah (1,57%), prioritas pada investasi jangka panjang seperti EKUID dapat memberikan pengembalian 15%, melebihi inflasi.
2. Diversifikasi Portofolio untuk Kestabilan Jangka Panjang
Diversifikasi adalah kunci warisan yang tahan lama. Alokasikan aset ke berbagai instrumen:
- 30-40% Aset Likuid: SBN (yield 6,68%) atau deposito (bunga 4-6%) untuk keamanan.
- 40-50% Investasi Pertumbuhan: Crowdfunding UMKM via EKUID di sektor pertanian atau teknologi, dengan potensi 15% pengembalian.
- 20-30% Aset Jangka Panjang: Saham blue-chip di sektor energi hijau atau hilirisasi, didukung kebijakan pemerintah.
Contoh: Dengan modal Rp10 juta, alokasikan Rp4 juta ke EKUID (potensi Rp600.000/tahun), Rp3 juta ke SBN (Rp200.400/tahun), dan Rp3 juta ke reksadana pasar uang (Rp180.000/tahun). Total potensi pengembalian: Rp980.400/tahun (9,8%).
3. Perencanaan Waris dan Pajak
Gunakan instrumen seperti asuransi jiwa atau trust untuk waris. Di Indonesia, pajak warisan masih terbatas, tetapi perencanaan dini menghindari konflik keluarga. Konsultasikan dengan ahli keuangan untuk mengoptimalkan pajak investasi.
4. Edukasi Generasi Muda
Bagian penting dari warisan adalah pendidikan keuangan. Ajarkan anak tentang investasi melalui EKUID, seperti memulai dengan modal kecil di proyek UMKM.
Financial Legacy melalui EKUID
EKUID adalah mitra ideal untuk membangun financial legacy:
- Akses ke Proyek Jangka Panjang: Proyek UMKM di sektor strategis seperti agribisnis dan energi hijau, selaras dengan APBN 2025.
- Pengembalian Menarik: Hingga 15%, melebihi instrumen tradisional seperti deposito.
- Dampak Sosial: Mendukung UMKM (61% PDB), menciptakan warisan yang tidak hanya finansial tapi juga sosial.
- Kemudahan: Modal mulai Rp100.000, transparansi, dan penyaringan proyek berbasis data.
Mulai Bangun Warisan Anda Hari Ini
Membangun financial legacy di Indonesia 2025 adalah investasi pada masa depan keluarga dan bangsa. Dengan ekonomi yang tangguh dan peluang melalui EKUID, ini adalah waktu yang tepat untuk bertindak. Jangan biarkan ketidakpastian menghentikan Anda dalam membangun warisan yang keuangan yang berkelanjutan. EKUID siap membantu Anda dengan proyek-proyek berkualitas untuk investasi jangka panjang Anda.
Yuk Cek Berbagai Proyek Menarik di EKUID

Sumber:
- Badan Pusat Statistik (BPS), Laporan Ekonomi Triwulan I-2025
- Bank Indonesia, Laporan Stabilitas Moneter dan Keuangan, Juli 2025
- Kementerian Keuangan, Postur APBN 2025
- World Bank, Indonesia Economic Outlook 2025
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Laporan Stabilitas Sistem Keuangan, 2025
- Kompas, “Alarm bagi Pemerintah, Indikator Ekonomi Awal Tahun 2025 Memburuk,” 14 Maret 2025