Memahami Mekanisme ARA dan ARB dalam Bursa Saham

4 min read

mekanisme ara dan arb

Pasar saham memiliki banyak terminologi dan mekanisme yang mungkin terdengar rumit bagi investor pemula. Dua istilah yang sering muncul dalam perdagangan saham di Indonesia adalah ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah). Kedua mekanisme ini berfungsi sebagai sistem pengaman yang membantu menjaga stabilitas dan integritas pasar saham.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendetail tentang apa itu ARA dan ARB, bagaimana mekanisme ini bekerja, serta dampaknya terhadap perdagangan saham.


Apa Itu ARA (Auto Rejection Atas)?

Auto Rejection Atas, atau sering disingkat ARA, adalah mekanisme otomatis yang diterapkan oleh bursa saham untuk menolak penawaran beli (buy order) ketika harga saham naik mencapai batas tertentu dalam satu hari perdagangan. Batas kenaikan harga ini ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan bertujuan untuk mencegah volatilitas harga yang berlebihan.

Mekanisme Kerja ARA

  • Penetapan Batas Kenaikan: BEI menetapkan batas kenaikan harga saham berdasarkan persentase tertentu dari harga penutupan sebelumnya. Misalnya, jika batas kenaikan ditetapkan sebesar 25%, maka saham yang mengalami kenaikan harga mencapai 25% akan terkena ARA.
  • Penolakan Otomatis: Ketika harga saham mencapai batas yang ditetapkan, sistem perdagangan otomatis BEI akan menolak semua penawaran beli yang melebihi harga tersebut. Ini berarti tidak ada transaksi yang dapat dilakukan di atas harga ARA.

Contoh ARA

Misalkan saham ABCD ditutup pada harga Rp1.000 pada hari sebelumnya. Jika BEI menetapkan batas kenaikan ARA sebesar 20%, maka pada hari perdagangan berikutnya, ARA untuk saham ABCD akan berada di harga Rp1.200. Jika ada penawaran beli di atas Rp1.200, sistem otomatis akan menolaknya.

Apa Itu ARB (Auto Rejection Bawah)?

Auto Rejection Bawah, atau ARB, adalah kebalikan dari ARA. ARB adalah mekanisme otomatis yang diterapkan oleh bursa saham untuk menolak penawaran jual (sell order) ketika harga saham turun mencapai batas tertentu dalam satu hari perdagangan. Sama seperti ARA, ARB juga bertujuan untuk mencegah volatilitas harga yang berlebihan.

Mekanisme Kerja ARB

  • Penetapan Batas Penurunan: BEI menetapkan batas penurunan harga saham berdasarkan persentase tertentu dari harga penutupan sebelumnya. Misalnya, jika batas penurunan ditetapkan sebesar 25%, maka saham yang mengalami penurunan harga mencapai 25% akan terkena ARB.
  • Penolakan Otomatis: Ketika harga saham mencapai batas yang ditetapkan, sistem perdagangan otomatis BEI akan menolak semua penawaran jual yang berada di bawah harga tersebut. Ini berarti tidak ada transaksi yang dapat dilakukan di bawah harga ARB.

Contoh ARB

Misalkan saham XYZ ditutup pada harga Rp2.000 pada hari sebelumnya. Jika BEI menetapkan batas penurunan ARB sebesar 20%, maka pada hari perdagangan berikutnya, ARB untuk saham XYZ akan berada di harga Rp1.600. Jika ada penawaran jual di bawah Rp1.600, sistem otomatis akan menolaknya.

Tujuan dan Fungsi ARA dan ARB

Tujuan utama dari penerapan ARA dan ARB adalah untuk menjaga stabilitas pasar saham dan melindungi investor dari kerugian yang berlebihan akibat fluktuasi harga yang tidak wajar. Mekanisme ini juga bertujuan untuk mencegah praktik manipulasi pasar dan spekulasi yang dapat merugikan investor ritel.

Fungsi ARA dan ARB meliputi:

  • Mencegah Kepanikan Pasar: ARA dan ARB dapat membantu mencegah kepanikan pasar yang dapat terjadi ketika harga saham mengalami penurunan tajam. Dengan membatasi penurunan harga, ARB dapat memberikan waktu bagi investor untuk membuat keputusan yang lebih rasional dan tidak terburu-buru menjual saham mereka.
  • Mengurangi Risiko Manipulasi Pasar: ARA dan ARB dapat mempersulit pelaku pasar untuk memanipulasi harga saham dengan cara melakukan transaksi besar-besaran untuk mendorong harga naik atau turun secara drastis.
  • Melindungi Investor Ritel: Investor ritel seringkali menjadi korban dari fluktuasi harga saham yang ekstrem. ARA dan ARB dapat membantu melindungi mereka dari kerugian yang berlebihan.

Batas ARA dan ARB

Batas ARA dan ARB ditetapkan berdasarkan harga saham. Semakin tinggi harga saham, semakin rendah persentase batas ARA dan ARB. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi saham dengan harga yang lebih tinggi.

Berikut adalah tabel batas ARA dan ARB yang berlaku saat ini:

Harga SahamBatas ARABatas ARB
< Rp 5035%35%
Rp 50 – < Rp 20025%25%
Rp 200 – < Rp 5.00020%20%
≥ Rp 5.00015%15%

Perubahan terbaru pada tahun 2023 membuat batasan ARA dan ARB menjadi simetris, yang berarti batas kenaikan dan penurunan harga saham memiliki persentase yang sama.

ARA dan ARB Simetris

Konsep simetri dalam ARA dan ARB mengacu pada penerapan batas yang setara untuk kenaikan dan penurunan harga saham. Dalam sistem ini, persentase batas kenaikan (ARA) dan penurunan (ARB) ditetapkan sama sehingga menciptakan keseimbangan dalam volatilitas pasar.

Contoh ARA dan ARB Simetris

Jika BEI menetapkan batas simetris sebesar 20%, maka:

  • ARA untuk saham ABCD dengan harga penutupan Rp1.000 adalah Rp1.200.
  • ARB untuk saham ABCD dengan harga penutupan Rp1.000 adalah Rp800.

Dengan batas yang sama, volatilitas harga di kedua arah (naik atau turun) dibatasi secara seimbang, yang membantu menjaga stabilitas pasar.

Tujuan dan Manfaat ARA dan ARB Simetris

  1. Keseimbangan Pasar: ARA dan ARB simetris memastikan bahwa batas kenaikan dan penurunan harga saham adalah sama, sehingga menghindari bias dalam volatilitas pasar.
  2. Keadilan bagi Investor: Sistem simetris memberikan perlakuan yang adil bagi investor yang memegang posisi beli maupun jual.
  3. Stabilitas Harga: Dengan batas yang seimbang, sistem ini membantu mengurangi fluktuasi harga yang ekstrem dan menjaga stabilitas harga saham.

Dampak ARA dan ARB terhadap Perdagangan Saham

Penerapan ARA dan ARB memiliki dampak yang signifikan terhadap perdagangan saham. Berikut adalah beberapa dampak utamanya:

  1. Likuiditas Pasar: ARA dan ARB dapat mempengaruhi likuiditas pasar. Ketika saham terkena ARA, likuiditas mungkin berkurang karena penawaran beli dihentikan. Sebaliknya, ketika saham terkena ARB, likuiditas juga berkurang karena penawaran jual dihentikan.
  2. Sentimen Pasar: ARA dan ARB dapat mempengaruhi sentimen pasar. Saham yang sering terkena ARA mungkin dianggap memiliki prospek yang baik, sedangkan saham yang sering terkena ARB mungkin dianggap memiliki risiko yang tinggi.
  3. Keputusan Investasi: Investor mungkin menggunakan informasi tentang ARA dan ARB sebagai salah satu faktor dalam pengambilan keputusan investasi mereka. Misalnya, saham yang mendekati batas ARA atau ARB mungkin menarik perhatian investor yang mencari peluang perdagangan jangka pendek.
  4. Stabilitas Harga: Dengan mencegah perubahan harga yang ekstrem, ARA dan ARB membantu menjaga stabilitas harga saham, yang penting untuk keberlanjutan pasar saham yang sehat.

Penutup

ARA dan ARB merupakan mekanisme penting dalam pasar saham yang bertujuan untuk menjaga stabilitas dan integritas perdagangan. Dengan memahami bagaimana ARA dan ARB bekerja, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mengelola risiko dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari pasar yang dinamis, mekanisme ini membantu menciptakan lingkungan perdagangan yang adil dan teratur.

Jika Anda seorang investor yang tertarik untuk berinvestasi di saham atau sektor potensial lainnya, platform EKUID bisa menjadi pilihan yang tepat. EKUID adalah platform securities crowdfunding yang memudahkan Anda berinvestasi di berbagai sektor potensial dan UMKM yang menawarkan return investasi hingga 15%. Diversifikasikan portofolio Anda dengan bergabung bersama EKUID, dan nikmati kemudahan serta potensi keuntungan yang menjanjikan.

Yuk Cek Berbagai Proyek Menarik di EKUID

Investasi menguntungkan saat suku bunga tinggi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *