Harga Wajar Saham: Pengertian, Cara Menghitung, dan Pentingnya dalam Investasi

4 min read

cara menghitung harga wajar saham

Harga wajar saham (fair value) adalah estimasi nilai intrinsik sebuah saham berdasarkan analisis fundamental perusahaan, yang mencerminkan harga sebenarnya dari suatu saham, terlepas dari fluktuasi jangka pendek di pasar. Harga wajar tidak selalu sama dengan harga pasar, tetapi mencerminkan nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan berdasarkan kinerja keuangan, prospek bisnis, aset, dan potensi pertumbuhannya.

Bagi investor, menentukan harga wajar saham sangat penting untuk mengetahui apakah saham yang akan dibeli tergolong undervalued (dihargai lebih rendah dari nilai wajar) atau overvalued (dihargai lebih tinggi dari nilai wajar). Saham yang undervalued dianggap sebagai peluang yang baik untuk investasi, karena kemungkinan harganya akan naik mendekati nilai wajarnya seiring waktu.


Pengertian Harga Wajar Saham

Harga wajar saham adalah nilai intrinsik yang mencerminkan kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan, dan risiko yang terkait. Ini adalah estimasi nilai yang dianggap wajar berdasarkan berbagai faktor fundamental, termasuk pendapatan, keuntungan, aset, utang, serta potensi pertumbuhan di masa depan.

Harga wajar tidak selalu sesuai dengan harga pasar saat ini, yang sering kali dipengaruhi oleh sentimen pasar, spekulasi, atau faktor eksternal lainnya. Oleh karena itu, analisis harga wajar membantu investor mengidentifikasi saham yang dihargai terlalu rendah (undervalued) atau terlalu tinggi (overvalued), sehingga mereka bisa membuat keputusan investasi yang lebih baik.

Mengapa Mengetahui Harga Wajar Saham Penting bagi Investor?

Mengetahui harga wajar saham sangat penting bagi investor yang menggunakan pendekatan investasi nilai (value investing) atau investasi jangka panjang, karena membantu mereka memahami apakah saham tersebut layak dibeli, dijual, atau disimpan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa harga wajar penting:

1. Mengidentifikasi Peluang Investasi

Jika harga pasar suatu saham lebih rendah dari harga wajarnya, saham tersebut dianggap undervalued. Ini adalah peluang bagi investor untuk membeli saham tersebut dengan harapan bahwa harga pasar akan naik mendekati harga wajarnya seiring waktu.

2. Menghindari Overpriced Stocks

Investor yang mengetahui harga wajar bisa menghindari saham yang overvalued atau dihargai lebih tinggi daripada nilai intrinsiknya. Ini membantu mencegah investor membeli saham dengan harga terlalu tinggi, yang berisiko menimbulkan kerugian jika harga saham turun ke nilai yang lebih realistis.

3. Membantu Keputusan Jual atau Tahan

Dengan mengetahui apakah saham yang dimiliki sudah mencapai atau melebihi harga wajar, investor dapat memutuskan apakah akan menjual saham untuk merealisasikan keuntungan atau menahannya jika masih undervalued dan berpotensi naik.

Cara Menghitung Harga Wajar Saham

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung harga wajar saham, bergantung pada preferensi investor dan kompleksitas perusahaan yang dianalisis. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

1. Price to Earnings Ratio (P/E Ratio)

Price to Earnings Ratio (P/E) adalah salah satu metode paling sederhana untuk menghitung harga wajar saham. Rasio ini mengukur harga saham saat ini relatif terhadap laba per saham (earnings per share – EPS). P/E ratio memberikan gambaran tentang berapa banyak yang bersedia dibayar investor untuk setiap unit laba perusahaan.

Rumus P/E Ratio:

rumus p/e ratio atau price per earning ratio

Setelah mengetahui P/E ratio, investor dapat membandingkannya dengan P/E ratio rata-rata di industri yang sama atau pasar keseluruhan untuk menentukan apakah saham tersebut overvalued atau undervalued.

  • Saham undervalued: Jika P/E ratio suatu saham lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industrinya.
  • Saham overvalued: Jika P/E ratio lebih tinggi dari rata-rata industri.

2. Discounted Cash Flow (DCF)

Metode Discounted Cash Flow (DCF) adalah metode yang lebih kompleks dan sering digunakan oleh analis keuangan untuk memperkirakan nilai intrinsik saham dengan memproyeksikan arus kas masa depan dan mendiskontokannya ke nilai saat ini. DCF mempertimbangkan arus kas masa depan perusahaan dan memperhitungkan risiko serta nilai waktu dari uang.

Langkah-langkah DCF:
  • Proyeksikan arus kas perusahaan di masa depan (misalnya, selama 5 hingga 10 tahun).
  • Tentukan discount rate, yang biasanya menggunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC).
  • Hitung nilai sekarang dari arus kas masa depan menggunakan rumus diskonto.
  • Jumlahkan nilai diskonto arus kas masa depan untuk mendapatkan nilai intrinsik perusahaan.

Jika hasil perhitungan DCF lebih tinggi dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dianggap undervalued, dan sebaliknya.

3. Price to Book Value (P/B Ratio)

P/B ratio membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku (book value) perusahaan. Nilai buku adalah aset bersih perusahaan yang tersisa setelah seluruh kewajiban (utang) dikurangi. Rasio ini sangat berguna untuk menilai perusahaan yang padat aset, seperti perusahaan di sektor keuangan atau real estate.

Rumus P/B Ratio:
rumus menghitung pbv ratio
  • P/B < 1: Saham undervalued, karena diperdagangkan di bawah nilai buku perusahaan.
  • P/B > 1: Saham overvalued, karena diperdagangkan di atas nilai buku perusahaan.

4. Dividend Discount Model (DDM)

Dividend Discount Model (DDM) menghitung harga wajar saham berdasarkan dividen yang diharapkan di masa depan. Metode ini cocok untuk perusahaan yang rutin membayar dividen kepada pemegang saham. Model ini mengasumsikan bahwa harga wajar saham adalah nilai sekarang dari semua dividen yang diharapkan di masa depan.

Rumus DDM (untuk dividen yang tumbuh secara tetap):
rumus ddm

Metode ini sangat cocok untuk saham dividend-paying stocks yang stabil, seperti perusahaan di sektor utilitas atau keuangan.

5. EV/EBITDA (Enterprise Value to EBITDA Ratio)

EV/EBITDA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur valuasi perusahaan dengan membandingkan enterprise value (EV) perusahaan terhadap EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization). Rasio ini sering digunakan untuk menilai perusahaan dengan pendapatan stabil, terutama di industri padat modal seperti energi atau manufaktur.

Rumus EV/EBITDA:
rumus menghitung ebitda

Jika EV/EBITDA suatu perusahaan lebih rendah dari rata-rata industri, saham tersebut mungkin undervalued.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Wajar Saham

Berikut adalah beberapa faktor penting yang mempengaruhi perhitungan dan estimasi harga wajar saham:

1. Kinerja Keuangan Perusahaan

Laba, pendapatan, arus kas, dan neraca keuangan adalah elemen kunci dalam menentukan harga wajar saham. Kinerja yang kuat biasanya mendukung estimasi harga wajar yang lebih tinggi.

2. Pertumbuhan Perusahaan

Perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang baik, seperti di sektor teknologi atau kesehatan, biasanya memiliki harga wajar yang lebih tinggi karena ekspektasi bahwa pendapatan dan laba mereka akan meningkat di masa depan.

3. Risiko Bisnis

Tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan, seperti volatilitas pasar, persaingan, atau ketidakpastian regulasi, juga mempengaruhi harga wajar saham. Semakin tinggi risikonya, semakin rendah harga wajar saham.

4. Suku Bunga dan Kondisi Makroekonomi

Kondisi makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan kebijakan moneter juga mempengaruhi harga wajar saham. Misalnya, kenaikan suku bunga bisa menurunkan nilai harga wajar saham, terutama untuk perusahaan yang bergantung pada utang.

5. Sentimen Pasar

Meskipun harga wajar didasarkan pada fundamental perusahaan, sentimen pasar juga dapat mempengaruhi harga saham di pasar. Sentimen positif atau negatif dapat menyebabkan saham diperdagangkan di atas atau di bawah harga wajarnya dalam jangka pendek.

Kesimpulan

Harga wajar saham adalah estimasi nilai intrinsik suatu saham berdasarkan analisis fundamental, yang membantu investor menentukan apakah saham tersebut undervalued, overvalued, atau diperdagangkan pada nilai yang sesuai. Mengetahui harga wajar sangat penting bagi investor jangka panjang dan pengguna strategi value investing untuk membuat keputusan investasi yang bijak.

Ada beberapa metode untuk menghitung harga wajar saham, seperti P/E ratio, Discounted Cash Flow (DCF), P/B ratio, dan Dividend Discount Model (DDM), yang masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Dengan memahami dan menggunakan metode ini, investor dapat mengidentifikasi peluang investasi yang menguntungkan dan memaksimalkan hasil investasi mereka.

Jika Anda tertarik untuk memaksimalkan keuntungan investasi Anda, EKUID menawarkan peluang securities crowdfunding dengan potensi return hingga 15%.

Yuk Cek Berbagai Proyek Menarik di EKUID

Investasi menguntungkan saat suku bunga tinggi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *