Setiap pilihan instrumen investasi yang Anda ambil sebaiknya didukung oleh keberadaan aset pendasar yang solid, yang dikenal sebagai underlying asset. Underlying asset merupakan aset bernilai ekonomis yang menjadi dasar bagi penciptaan suatu instrumen keuangan.
Investasi yang berkaitan dengan underlying asset memiliki potensi untuk meningkatkan keamanan modal Anda karena adanya keterikatan dengan aset nyata, baik berwujud maupun tidak berwujud, yang berfungsi sebagai jaminan. Tertarik mengetahui contoh-contoh underlying asset yang sering ditemui dalam dunia investasi?
Yuk kita bahas lebih lanjut.
Apa Itu Underlying Asset?
Underlying asset adalah salah satu pondasi dari nilai suatu instrumen investasi. Untuk memahaminya secara sederhana, underlying asset adalah ‘akar’ yang memengaruhi nilai instrumen investasi.
Underlying asset adalah aset bernilai ekonomi yang menjadi dasar penerbitan sebuah instrumen investasi. Aset ini dapat berupa aset riil, seperti saham, obligasi, komoditas, atau aset finansial, seperti indeks saham, sukuk, atau kontrak berjangka. Dengan kata lain, underlying asset merupakan aset nyata yang dimiliki perusahaan yang akan menerbitkan suatu instrumen investasi.
Hal ini sangat penting untuk dipahami karena nilai instrumen investasi akan mengikuti pergerakan nilai underlying asset. Misalnya, nilai saham akan mengikuti pergerakan nilai perusahaan yang sahamnya diperdagangkan. Nilai obligasi akan mengikuti pergerakan nilai suku bunga. Nilai komoditas akan mengikuti pergerakan nilai pasokan dan permintaan komoditas tersebut.
Jenis-jenis Underlying Asset
Untuk memahami lebih dalam, underlying asset dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: aset riil dan aset finansial
Pertama, aset riil yang merupakan jenis underlying asset berupa entitas fisik yang memiliki nilai intrinsik, seperti saham dari perusahaan tertentu, obligasi yang diterbitkan oleh entitas pemerintah atau perusahaan, dan komoditas seperti emas. Dalam konteks ini, nilai instrumen investasi bergantung pada kinerja aktual dan nilai dari aset fisik tersebut di pasar. Misalnya, dalam investasi saham, nilai dari saham bergantung pada kinerja dan prospek perusahaan yang bersangkutan.
Berikutnya, aset finansial adalah jenis underlying aset yang tidak memiliki wujud fisik tetapi memiliki nilai berdasarkan kontrak atau indeks tertentu. Ini termasuk indeks saham yang mengukur kinerja sekelompok saham dalam pasar tertentu, sukuk atau obligasi syariah yang sesuai dengan prinsip keuangan Islam, dan kontrak berjangka yang mengatur pembelian atau penjualan aset pada tanggal dan harga tertentu di masa depan. Sebagai contoh, dalam kontrak berjangka, nilai investasi didasarkan pada kesepakatan untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu di masa mendatang.
Dengan memahami perbedaan antara kedua jenis underlying asset ini, Anda dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi mereka.
Fungsi Underlying Asset dalam Investasi
Agar kita lebih paham lagi terkait fungsi underlying asset dalam investasi, berikut beberapa fungsi underlying asset dalam investasi:
- Meningkatkan Keamanan Investasi: Underlying asset berperan penting sebagai penjamin terhadap keamanan investasi. Ketika nilai underlying asset mengalami kenaikan, investor akan menerima keuntungan. Sebaliknya, jika nilai underlying asset menurun, investor mungkin mengalami kerugian, namun kerugian tersebut cenderung lebih terkendali dibandingkan jika instrumen investasi tidak memiliki underlying asset yang kuat. Sebagai contoh, dalam investasi saham, jika nilai perusahaan yang menjadi underlying asset meningkat, nilai saham juga cenderung meningkat, memberikan perlindungan terhadap potensi kerugian.
- Meningkatkan Transparansi Investasi: Nilai dari underlying asset seringkali digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja instrumen investasi secara keseluruhan. Dengan memantau pergerakan nilai underlying asset, investor dapat memperoleh wawasan yang lebih jelas tentang kinerja investasi mereka. Hal ini memungkinkan investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan informasi, karena mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang aset dasar yang mendukung investasi mereka.
- Mempermudah Transaksi Investasi: Kehadiran underlying asset juga mempermudah proses transaksi investasi. Investor dapat menggunakan aset dasar tersebut sebagai alat untuk melakukan transaksi, baik untuk membeli maupun menjual instrumen investasi. Sebagai contoh, dalam perdagangan saham, investor dapat menggunakan saham itu sendiri sebagai underlying asset untuk melakukan transaksi. Hal ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan dalam eksekusi transaksi, serta memungkinkan investor untuk secara efisien mengelola portofolio investasi mereka.
Dengan memahami peran dan fungsi underlying asset ini, investor dapat mengelola risiko dengan lebih baik, membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi, dan meningkatkan kinerja portofolio investasi mereka secara keseluruhan.
Contoh Underlying Asset
Berikut adalah beberapa contoh underlying asset dalam berbagai instrumen investasi:
- Underlying Asset dalam Obligasi:
Obligasi, baik konvensional maupun syariah, memiliki underlying asset yang menjadi dasar dari penerbitannya. Dalam kasus obligasi, underlying asset sering kali berupa aset riil atau janji pembayaran dari penerbit obligasi. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menerbitkan obligasi untuk mendanai proyek pembangunan pabrik, maka proyek pembangunan tersebut menjadi underlying asset dari obligasi tersebut. Penerima obligasi mendapatkan jaminan atas pembayaran kembali pokok dan bunga obligasi tersebut dengan menggunakan aset tersebut sebagai penjamin. Aset ini memberikan kepastian bagi pemegang obligasi terhadap pembayaran kembali dana yang diinvestasikan dan imbal hasil yang dijanjikan. - Underlying Asset dalam Saham:
Salah satu contoh yang umum dari underlying asset adalah pada instrumen derivatif seperti opsi saham. Opsi saham merupakan kontrak yang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual saham pada harga tertentu di masa depan. Di sini, saham tersebut menjadi underlying asset yang mendasari kontrak opsi saham. Sebagai contoh, seseorang memegang opsi untuk membeli saham XYZ dengan harga tertentu di masa depan, maka saham XYZ menjadi underlying asset dari kontrak opsi tersebut. Selain itu, dalam investasi reksa dana, underlying assetnya juga terdiri dari berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, atau kombinasi dari keduanya. Jadi, jika Anda berinvestasi dalam reksa dana saham, underlying assetnya adalah portofolio saham yang dikelola oleh manajer investasi. - Underlying Asset dalam Sukuk:
Sukuk, atau obligasi syariah, juga memiliki underlying asset yang menjadi dasar penerbitan. Dalam sukuk, underlying asset berperan sebagai penjamin bagi pemegang sukuk. Contohnya, jika suatu perusahaan menerbitkan sukuk yang dijamin oleh proyek properti yang sedang dibangun, maka proyek properti tersebut menjadi underlying asset dari sukuk tersebut. Aset ini memberikan jaminan bagi pemegang sukuk terhadap pembayaran kembali pokok dan imbal hasil. - Underlying Asset dalam Kripto:
Di dunia kripto, underlying asset bisa berupa aset digital yang mendasari penciptaan token atau koin tertentu. Sebagai contoh, dalam dunia NFT (Non-Fungible Token), underlying assetnya bisa berupa karya seni digital, musik, atau bahkan properti virtual dalam permainan. Misalnya, jika Anda membeli NFT yang mewakili karya seni digital tertentu, karya seni tersebut menjadi underlying asset dari NFT tersebut. Kemudian, ada juga stablecoin yang nilainya terkait dengan aset riil, seperti mata uang fiat atau emas, yang menjadi underlying asset-nya.
Dengan memahami konsep underlying asset dalam berbagai instrumen investasi, investor dapat mengenali risiko dan potensi imbal hasil yang terkait dengan aset dasar tersebut, serta membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.
Underlying Asset dalam Investasi
Dalam merencanakan investasi, memahami konsep underlying asset menjadi kunci penting untuk membangun portofolio yang solid dan terdiversifikasi. Memilih instrumen investasi yang memiliki underlying asset memberikan perlindungan dan kepastian terhadap modal yang diinvestasikan.
Untuk meminimalisir risiko dan mengoptimalkan potensi imbal hasil, penting untuk memilih platform investasi yang dapat memberikan akses ke berbagai instrumen dengan underlying asset yang jelas dan terpercaya. Salah satunya adalah securities crowdfunding yang bisa menjadi pilihan investasi Anda.
EKUID adalah platform securities crowdfunding yang memungkinkan investor untuk berinvestasi secara langsung dalam berbagai sektor potensial dan UMKM yang menjanjikan. Dengan tingkat pengembalian investasi hingga 15%, EKUID menjadi pilihan yang menarik untuk diversifikasi portofolio Anda.
Jadi, Anda bisa menjadikan EKUID sebagai mitra investasi Anda dalam mewujudkan tujuan keuangan Anda. Temukan peluang investasi yang tepat dan kembangkan aset investasi bersama EKUID hari ini!